Senin, 02 November 2009

"Merah Putih" dan "Gula Kelapa"


Terdapat dua warna dasar yang dijadikan "maskot" warna bendera negara Indonesia. Kedua warna dasar tersebut yaitu merah dan putih. Warna merah dilambangkan sebagai simbol keberanian dalam menentang, merebut, dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. sedangkan warna putih melambangkan kesucian atau kebersihan jiwa/hati nurani dengan niat yang tulus dan ikhlas mengharap keridhoan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat mewujudkan cita-cita berdirinya negara kesatuan Indonesia (NKRI) yang merdeka dan berdaulat.
Warna merah juga dilambangkan sebagai warna darah. Hal ini berarti darah yang berwarna merah menggambarkan bentuk semangat/gairah/gelora kehidupan yang terus saja mengalir untuk menggerakkan seluruh organ tubuh yang dilintasinya agar dapat beraktifitas.
Warna putih juga dilambangkan sebagai warna tulang belulang yang berfungsi untuk menegakkan tubuh dan membentuk tubuh agar dapat berdiri tegak/sejajar di atas permukaan bumi.
Merah-Putih sebagai lambang bendera bangsa Indonesia tidak secara sembaranga dijadikan warna bendera pusaka oleh para leluhur bangsa Indonesia. Yang boleh saya berpendapat, mereka itu sangat "mumpuni"  (= ahli) dalam bertirakat dan ber-filosofis di kehidupan ini.
Apabila kita menengok sejarah bangsa, maka dapatlah kita temukan kisah sebuah kerajaan besar yang sukses mempersatukan 'nusantara" yaitu kerajaan Majapahit dibawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada, dengan rajanya yang bernama Hayam Wuruk. Kedua tokoh penting Majapahit tersebut telah menghantarkan kerajaaan yang besar menuju puncak kejayaan berkat semangat dan niat yang kuat untuk mempersatukan "nusantara' di bawah panji-panji Majapahit. Majapahit-pun telah memadukan dua unsur simbol yang berbeda anatara "gula" dan "kelapa" untuk memberikan nama keramat pada bendera kebesarannya.
Gula berasal dari sari tanaman tebu yang berwarna putih, sedangkan kelapa yang diolah menjadi gula dana disebut sebagai 'gula kelapa" berwarna merah. Perpaduan kedua unsur yang berbeda tersebut dapat melahirkan rasa yang sama yaitu "manis". Yang boleh saya terjemahkan sebagai "puncak kejayaan Majapahit yang membawa kemanisan hidup rakyatnya dengan semangat persatuan tanpa ada unsur saling membedakan" (Bhineka Tunggal Ika).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar